SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KEARIFAN BUDAYA OSING BANYUWANGI UNTUK MENINGKATKAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Authors

  • Endang Poetri Astutik SMP Negeri 2 Genteng, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i2.686

Abstract

Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu standard proses ynag sangat penting untuk dimiliki dan dikembangkan oleh siswa. Diharapkan siswa mampu merepresentasikan hasil pemikirannya dan menyelesaikan permasalahan matematika. Namun pada kenyataannya, kemampuan representasi matematis siswa masih kurang dan perlu dikembangkan lagi. Pemberian bimbingan dan bantuan seperlunya kepada siswa yang mengalami kesulitan, diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Salah satu bantuan yang bias diberikan adalah melalui metode Scaffolding. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan representasi matematis siswa setelah menerima scaffolding dalam pembelajaran matematika berbasis kearifan budaya Osing Banyuwangi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMPN-2 Genteng-Banyuwangi. Instrumen pengumpulan data/ informasi yang digunakan terdiri dari instrumen tes, lembar observasi, dan wawancara. Hasiil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika berbasis kearifan budaya Osing Banyuwangi dengan teknik scaffolding lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran melalui metode konvensional. Scaffolding dalam pembelajaran matematika berbasis kearifan budaya Osing Banyuwangi juga memberikan variasi pembelajaran dan menambah wawasan siswa tentang pentingnya mengenal serta melestarikan budaya yang ada di Indonesia.

 

The ability of mathematical representation is one of the most important process standards to be owned and developed by students. It is expected that students will be able to represent the results of their thinking and solve mathematical problems. But in reality, students’ mathematical representation ability is still lacking and needs to be further developed. Providing guidance and assistance as needed to students who are experiencing difficulties, is expected to provide opportunities for students to be able to have the responsibility in solving mathematical problems. One of the assistance that can be provided is through the scaffolding method. This study aims to describe the mathematical representation ability of students after receiving scaffolding in learning mathematics based on Osing Banyuwangi’s cultural wisdom. The subjects of this study were students of class VII-B SMPN-2 GentengBanyuwangi. Data / information collection instruments used consisted of test instruments, observation sheets, and interviews. The results of the study showed that the mathematical representation ability of students who learn through mathematics learning based on The wisdom of Banyuwangi Osing culture with scaffolding techniques is better than students who learn through conventional methods. Scaffolding in learning mathematics based on The wisdom of Banyuwangi Osing culture also provides variety of learning and adds to students’ insights about the importance of knowing and preserving the culture that exists in Indonesia.

References

Budiono & Erni, (2017). Desain Model Pembelajaran Matematika Berbasis Budayadi Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE), Volume: 3 Nomor: 1, Juni 2017, hlm. 75-80. Diunduh dari https://media.neliti.com pada tanggal 10 Pebruari 2018.

Daryanto & Raharjo (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Gava Media.

Efendi,L.A.(2012). Pembelajaran Matematika d engan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 12 Nomor 2, Oktober 2012. Diunduh dari www.jurnal.upi.edu/file/Leo_Adhar.pdf pada tanggal 5 Pebruari 2018.

Fadila, P. et al (2014). Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Sacffolding Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 15 Palembang. Jurnal Profit, Volume 1, Nomor 01, hlm 763-77. Diunduh dari https://ejournal.unsri.ac.id pada tanggal 10 Pebruari 2019.

Himmatul, U. (2017). Scaffolding Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Proseding Seminar Nasional FKIP Universitas Maria Kudus, 15 Maret 2017, hlm.56-69. Diunduh dari http://eprints.umk.ac.id pada tanggal 10 Pebruari 2018.

Hudiono, B. (2010). Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi Terhadap Pengembangan Kemampuan Matematika Dan Daya Representasi Pada Siswa Sltp. Jurnal Cakrawala Kependidikan Volume 8, Nomor 2 ,hlm.101-203.Diunduh dari https://journal.uny.ac.id › index.php › jrpm › article pada tanggal 20 Pebruari 2018

Mamin, R. (2013). Penerapan Metode Pembelajaran Scaffolding Pada Pokok Bahasan Sistem Periodik Unsur. Jurnal CHEMICA, Volume 9, Nomor 2,hlm 55-60. Diunduh dari ojs.unm.ac.id › index.php › chemica pada tanggal 18 Pebruari 2018

Muhassanah, Nur’aini et. al. (2014). Analisis Keterampilan Geometri Siswa dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tingkat Berfikir Van Helle. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika,Universitas Sebelas Maret Volume 2, Nomor 1, hlm. 54-66 . Diunduh dari jurnal.fkip.uns.ac.id › index.php › article . pada tanggal 3 Pebruari 2018.

Prayitno, A., et al (2017). Characterization of Scaffolding Based on The Students’ Thinking Error In Solving Mathematic Problem. Jurnal Kependidikan, Volume1, Nomor 1, hlm 50–66. Diunduh dari https://journal.uny.ac.id › index.php pada tanggal 5 April 2018

Prayitno, A. (2018) Pemberian Scaffolding Berdasarkan Kesalahan Berpikir Siswa Dalam Memecahkan masalah matematika. Jurnal Review Pembelajaran Matematika, Volume 3, Nomor 2. Diunduh dari https://www.researchgate.net › publication › pada tanggal 5 April 2019

Risnawati (2012). Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Induktif - Deduktif Berbantuan Program Cabri Geometry Terhadap Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama, Tesis, Universitas Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh dari https://repository.upi.edu pada tanggal 19 Pebruari 2018

Rohaeti, E.E (2011). Transformasi Budaya melalui Pembelajaran Matematika Bermakna di Sekolah. Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 16 , Nomor 1, April 2011, hal. 139-147. Diunduh dari https://www.researchgate.net pada tanggal 20 Pebruari 2018

Sabirin, M. (2014). Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal JPM IAIN Antasari, Vo;ume 1, Nomor 2, hlm 33-44. Diunduh dari https://www.researchgate.net › publication pada tanggal 18 Pebruari 2018 pada tanggal 18 Pebruari 2018

Satriari, I. D. A. M., Tegeh, I. M., dan Setuti, N. M. (2013).Pengaruh ModelPembelajaran IKRAR Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV di Desa Sari Mekar.Jurnal Mimbar PGSD, Volume 1, Nomor 1, 28 Juni 2013. Diunduh dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index. pada tanggal 20 Pebruari 2018

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan Jilid 2. Jakarta: PT.Indeks.Sulastri (2017). Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Beta Jurnal Tadris Matematika, Volume 10, Nomor 1, hlm 51-69. Diunduh dari https://jurnalbeta.ac.id › index.php › betaJTM › article pada tanggal 6 Maret 2018

Suryowati, E. (2015). Kesalahan Siswa Sekolah Dasar Dalam Merepresentasikan Pecahan Pada Garis Bilangan. Aksioma Jurnal Pendidikan Matematika,Volume 4, Nomor 1, hlm 38-52. Diunduh dari www.ojs.fkip.ummetro.ac.id>index.php pada tanggal 3 Pebruari 2018

Trianto, (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta, Bumi Aksara

Downloads

Published

2020-06-29

How to Cite

Astutik, E. P. (2020). SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KEARIFAN BUDAYA OSING BANYUWANGI UNTUK MENINGKATKAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA. Jurnal Teknodik, (2), 51–60. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i2.686

Citation Check