PENERIMAAN INFORMASI MELALUI DIGITAL TALKING BOOK OLEH SISWA TUNANETRA

Main Article Content

Tuti Alawiyah

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana penerimaan informasi melalui media pembelajaran digital talking book untuk siswa tunanetra. Penerimaan informasi pada intinya adalah mengubah pesan ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk memandu perilaku manusia. Proses penerimaan informasi terdiri dari tiga elemen, yaitu penyeleksian informasi, interpretasi informasi, dan retensi informasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Informan adalah salah satu siswa tunanetra di MTsN 19 Jakarta. Sekolah ini adalah salah satu sekolah inklusi, sekolah yang memberikan layanan pendidikan yang menyertakan semua anak termasuk siswa berkebutuhan khusus, salah satunya siswa tunanetra dengan metode pembelajaran yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan informasi melalui digital talking book di kalangan siswa tunanetra mempunyai tantangan tersendiri. Dalam tahapan penyeleksian informasi, informan menggunakan sumber informasi dari braille dan digital talking book secara bergantian sesuai dengan kebutuhan. Perbedaan cara mengakses dari braille (indera peraba) menjadi digital talking book (indera pendengaran) menjadi persoalan tersendiri. Selain itu, dibutuhkan kemampuan khusus untuk menguasai tombol-tombol navigasi pada alat pemutar digital talking book. Dalam tahapan interpretasi informasi, informan menafsirkan konten digital talking book dibantu dengan catatan dalam huruf braille. Dalam tahapan retensi memori, informan mampu mengingat secara baik informasi yang bersifat sementara, seperti kata-kata istilah, angka-angka, dan penjelasan tentang definisi, namun memiliki keterbatasan untuk memori jangka panjang sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan informasi, di antaranya tujuan, cara bagaimana pesan itu disampaikan, dan peran keluarga. Dalam proses penerimaan informasi melalui digital talking book, pilihan untuk tetap menggunakan braille cukup tinggi. Kecenderungan informan untuk memilih untuk menggunakan braille dibandingkan dengan digital talking book karena dianggap lebih mudah, ekonomis, dan cepat, merasa berinteraksi langsung dengan tulisan, dan  indera peraba dapat optimal digunakan sehingga mengingat lebih cepat.

Article Details

How to Cite
Alawiyah, T. (2017). PENERIMAAN INFORMASI MELALUI DIGITAL TALKING BOOK OLEH SISWA TUNANETRA. Jurnal Teknodik, 21(1), 044. https://doi.org/10.32550/teknodik.v21i1.268
Section
Articles
Author Biography

Tuti Alawiyah, Pustekkom

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik