PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN: KEBUTUHAN PELUANG DAN TANTANGAN DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.32550/teknodik.v19i2.157Abstract
Abstrak:
Tulisan ini menyajikan hasil analisis penulis mengenai kebutuhan akan peluang dan tantangan bagi pengembang teknologi pembelajaran, suatu jabatan fungsional baru yang dibina oleh Kemendikbud pada saat ini. Permasalahan yang diajukan adalah: (1) mengapa diperlukan pengembang teknologi pembelajaran; (2) bagaimana peluang untuk menduduki jabatan pengembang teknologi pembelajaran di lembaga pendidikan; dan (3) apakah tantangan yang dihadapi oleh pengembang teknologi pembelajaran saat ini. Hasil kajian literatur dan pengamatan terhadap perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terkini menunjukkan bahwa PTP diperlukan karena beberapa hal berikut ini: (1) berkembangnya budaya kerja secara kolaboratif; 2) perlunya pembagian kerja karena disebabkan berkembangnya kawasan pekerjaan; (3) perubahan paradigma pembelajaran; dan 4) perkembangan pesat teknologi pembelajaran. PTP lahir sebagai akibat dari terjadinya hyperspesialisasi, yaitu pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh satu orang menjadi dikerjakan oleh beberapa orang profesional yang berbeda untuk bagian-bagian yang lebih khusus. Penulis menyimpulkan bahwa jabatan PTP terbuka bagi yang memiliki kompetensi, karena: (1) telah menjadi kebijakan pemerintah; (2) kebutuhan yang terus meningkat akan aneka sumber belajar, media, dan digital learning object; dan (3) banyak lembaga pendidikan saat ini yang memanfaatkan teknologi pembelajaran. Selain itu, tantangan yang dihadapi PTP saat ini yaitu: (1) PTP harus kreatif dan inovatif mengembangkan model pembelajaran yang sesuai paradigma belajar abad 21; (2) PTP perlu meningkatkan kompetensi di bidang pembelajaran dan teknologi, khususnya mengenai media terbaru; dan (3) PTP perlu menunjukkan karya nyata dan menawarkan solusi atas permasalahan dalam pembelajaran.
Kata Kunci: pengembang teknologi pembelajaran, perubahan paradigma, kompetensi
Abstract:
This paper presents the author’s analysis about the need for opportunity and challenges for Instructional Designers, a new functional position nurtured by the Ministry of Education and Culture recently. The proposed questions are: (1) why Instructional Designers are required; (2) how the oportunities for the people to hold an Instructional Designer post in an educational institution are; and (3) what challenges Instructional Designers face are. The result of literature review and observation towards the latest ICT development shows that Instructional Designers are required because of: (1) developing collaborative working culture; (2) the need for specification of jobs; (3) learning paradigm changes; and (4) fast ICT development. Instructional Designers were born as a result of Hyperspecialization. It is a job which is done by one person, which should then be done by some different professional persons to hold different more specific parts of the job. The author concludes that Instructional Designer post is open for those who has right competences, because: (1) it has become a government policy; (2) the need for various learning sources, media, and digital learning object is continuously increasing; (3) many educational institutions has been applying learning technology. Beside that, the challenges Instructional Designer face are: (1) Instructional Designers must be creative and innovative in developing learning models in accordance with the 21st learning paradigm; (2) Instructional Designers need to enhance their competency in the field of education and technology, especially the newest media; and (3) Instructional Deisgners should show their real work and offer the solutions for the whole problems in learning.
Key Words: Instructional Designers; paradigm changes; competence
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Please download and complete the Form, Copyright Transfer, and Ethics Statement Form. The following is provided at the time of submitting the text (Upload Additional Files):